Search

Profil Sekretaris Jenderal Hizbullah Lebanon Syekh Naim Qassem

Sekretaris Jenderal Hizbullah Syekh Naim Qassem. (Istimewa)

BERITAALTERNATIF.COM – Syekh Naim Qassem, Sekretaris Jenderal Hizbullah, adalah seorang ulama Syiah dan politikus Lebanon yang dianggap sebagai salah satu pemimpin gerakan Hizbullah Lebanon yang paling terkenal.

Pada 29 Oktober 2024, setelah terbunuhnya syahid Sayyid Hassan Nasrallah, mantan Sekretaris Jenderal Hizbullah, ia terpilih sebagai Sekretaris Jenderal keempat gerakan ini. Sebelumnya, ia adalah wakil sekretaris jenderal Hizbullah di Lebanon.

Syekh Naim memiliki gelar sarjana dan magister dalam bidang kimia dan telah aktif dalam kelompok-kelompok Islam sejak tahun 1970-an dan bersama Imam Musa Sadr sejak awal berdirinya “gerakan kaum terpinggirkan”.

Advertisements

Ia kemudian berpartisipasi dalam pendirian gerakan Hizbullah Lebanon dan terpilih sebagai wakil sekretaris jenderal gerakan tersebut pada tahun 1991.

Kelahiran dan Kehidupan Pribadi

Syekh Naim lahir di daerah Al-Basta Al-Tahta di Beirut pada tahun 1953. Ibunya berasal dari Kafr Fila, sebuah distrik di wilayah Tuffah di Lebanon selatan. Dia menikah dan memiliki 6 orang anak, termasuk 4 orang putra dan 2 orang putri.

Dia masuk Fakultas Pendidikan Universitas Lebanon pada tahun 1970 dan belajar kimia di Prancis. Setelah lulus, ia mengajar kimia di sekolah menengah Lebanon selama 6 tahun. Syekh Naim kemudian memperoleh gelar master dalam bidang kimia dari universitas yang sama pada tahun 1977.

Selama masa kuliahnya, ia mengadakan kelas untuk anak-anak di masjid saat dia baru berusia 18 tahun. Pada saat yang sama, ia melanjutkan studi dan pendidikan di madrasah.

Ia menimba ilmu di madrasah di bawah bimbingan ulama-ulama besar Syiah Lebanon seperti Abbas Mousavi, Hassan Tarad, dan Ali Amin, dan melanjutkan studi eksternal di bidang yurisprudensi dan asas-asas sebagai murid mendiang Muhammad Hussein Fadlallah.

Syekh Naim berpartisipasi dalam pendirian Persatuan Mahasiswa Muslim di Lebanon selama masa kuliahnya dan ketua organisasi Masyarakat Pendidikan Agama dan Islam dari tahun 1974 hingga 1988.

Setelah pembentukan gerakan Amal sebagai cabang militer Gerakan Kaum Tertinggal Lebanon oleh Imam Musa Sadr pada tahun 1974, ia bergabung dengan gerakan tersebut dan menjadi penerus direktur budaya dalam gerakan tersebut.

Dia kemudian menjadi sekretaris Dewan Komando Gerakan Amal dan terpilih sebagai perwakilan ideologis dan budaya selama masa jabatan Hussein al-Husseini.

Setelah Revolusi Islam Iran, Syekh Naim menarik diri dari Gerakan Amal, menyelesaikan studi di madrasah, dan menekuni kegiatan keagamaannya dengan mengadakan kelas-kelas di masjid dan Hussainiyyah di Beirut dan pinggiran selatan Lebanon. Dia mengabdikan dirinya pada pekerjaan ini selama lebih dari 10 tahun dan mengadakan kelas-kelas agama di banyak masjid dan Hussainiyyah.

Syekh Naim melanjutkan pertemuan mingguannya di Masjid Ber va Ershad selama 10 tahun, dan kemudian pergi ke Masjid Imam Mahdi dan tinggal di sana selama 4 tahun. Selama perpindahan antara masjid dan Hussainiyyah, dia tidak tinggal di situ selama lebih dari 3 tahun. Dia berpartisipasi dalam pendirian Masyarakat Pendidikan Agama dan Islam pada tahun 1977 dan mengelola kelompok tersebut hingga tahun 1990.

Kemudian, dipengaruhi oleh Revolusi Islam Iran yang dipimpin Imam Khomeini (RA), ia kembali ke aktivitas politik, berpartisipasi dalam komite-komite Islam, dan terlibat dalam aktivitas media untuk revolusi tersebut. Hizbullah didirikan pada tahun 1982, dan Syekh Naim adalah salah satu aktivis gerakan yang paling menonjol pada saat pendiriannya. Syekh Naim adalah salah satu tokoh terkemuka dalam proses pendirian Hizbullah di Lebanon pada tahun 1982 dan terpilih sebagai anggota Dewan Hizbullah dan bertugas di dewan ini selama tiga periode. Dia kemudian ditugaskan bertanggung jawab atas kegiatan pendidikan dan kepanduan di Beirut.

Ia menjadi wakil ketua Dewan Eksekutif Hizbullah dan kemudian ketua dewan. Akhirnya, pada tahun 1991, dia terpilih sebagai Wakil Sekretaris Jenderal Hizbullah. Salah satu tanggung jawabnya adalah menindaklanjuti aktivitas perwakilan parlemen Hizbullah dan aktivitas politik mereka.

Syekh Naim juga menjadi koordinator umum pemilihan parlemen Hizbullah pada tahun 1992, bertepatan dengan dimulainya pemilihan parlemen pertama.

Masa jabatan panjang Syekh Naim sebagai Wakil Sekretaris Jenderal Hizbullah disertai dengan banyak perkembangan, termasuk perang Juli 1993, perang 1996, pembebasan Lebanon pada tahun 2000, perang 33 hari tahun 2006, dan konflik tahun 2017, di mana kekuatan militer Hizbullah meningkat secara eksponensial.

Karya

Pertama, buku Hizbullah, yang menyajikan tujuan, sejarah, dan visi politik partai.

Kedua, buku Imam Khomeini Antara Orisinalitas dan Inovasi.

Ketiga, buku Pemimpin Kebangkitan tentang Ayatullah Sayyid Ali Khamenei, Pemimpin Republik Islam Iran.

Keempat, buku Masyarakat Perlawanan, Kemauan untuk Mati Syahid dan Menang. (*)

Sumber: Mehrnews.com

Advertisements

Bagikan

Kunjungi Berita Alternatif di :

Advertisements

BERITA TERKAIT

Advertisements
Advertisements
POPULER BULAN INI
Advertisements
Advertisements
INDEKS BERITA