BERITAALTERNATIF.COM – Muhammad Ghani lahir dari keluarga sederhana di Muara Muntai pada 29 April 2005.
Sebagai anak bungsu dari empat bersaudara, Ghani kecil sering mengikuti orang tuanya yang berpindah tempat kerja.
Ia tidak pernah menginjakkan kaki di pendidikan anak usia dini.
Di masa-masa sebelum masuk ke sekolah dasar, Ghani belajar menulis, membaca, bahkan berhitung melalui orang tuanya.
Pada usia enam tahun, barulah dia memulai masa sekolahnya di Sekolah Dasar 011 Muara Muntai.
Menurut orang tuanya, jika anak mereka tetap berada di Muara Muntai, Ghani tidak akan mengalami perkembangan yang signifikan dari segi pendidikan maupun sosial.
Pada tahun 2017, mereka memutuskan untuk pindah secara permanen ke Tenggarong, Kutai Kartanegara. Ghani pun melanjutkan pendidikannya di SMP Negeri 5 Jahab.
Setelah lulus dari sekolah menengah pertama pada tahun 2020, bertepatan dengan mewabahnya virus Corona, Ghani yang belum menyelesaikan urusan administrasi karena ia masih tercatat berdomisili di Muara Muntai gagal untuk masuk ke SMA Negeri 2 Tenggarong.
Ia sempat berkeinginan untuk kembali ke Muara Muntai karena adanya sistem zonasi dalam pendaftaran sekolah, namun ditentang oleh orang tuanya.
Ghani pun memutuskan untuk masuk ke sekolah swasta dan menjatuhkan pilihan di SMK YPK Tenggarong Jurusan Teknik Komputer dan Jaringan.
Di masa sekolah ini Ghani bukanlah anak yang aktif dalam diskusi maupun forum-forum sekolah. Ia juga mengaku tidak tertarik di dunia organisasi meskipun beberapa kegiatan wajib yang dilaksanakan oleh sekolah seperti Pramuka masih rutin diikutinya.
Tetapi, memasuki tahun terakhirnya di sekolah menengah atas, ketertarikan di bidang menulis mulai muncul dan seiring waktu semakin dalam.
Di saat ini pula Ghani mendapatkan kesempatan untuk melatih teman sebayanya di bidang komputer dan jaringan dan menjadi pengalaman pertamanya dalam dunia organisasi.
Dia mengaku minat terhadap organisasi semakin kuat ketika ia melihat orang-orang hebat di sekitarnya, terutama di bidang kemampuan berbicara di depan publik.
Kuliah dan Organisasi
Sejak awal, Ghani memiliki minat di bidang hukum dan politik. Dia memilih untuk melanjutkan studi di jurusan ilmu hukum Universitas Kutai Kartanegara (Unikarta).
Ghani mulai mencoba untuk keluar dari zona nyamannya: memberanikan diri untuk tampil dan berbicara di depan umum, juga mulai berbaur dan menjalin koneksi dengan mahasiswa lain dari berbagai fakultas.
Ia juga semakin mendalami dunia kepenulisan hingga pada awal semester 3 mulai berkumpul dengan teman-temannya yang memiliki minat yang sama.
Dari diskusi mereka, maka muncul niat untuk membentuk Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Pers. Melihat antusiasme teman-temannya dan persetujuan mereka untuk turut bergabung bersama serta dukungan dari pihak kemahasiswaan, Ghani pun memantapkan niatnya untuk serius mendirikan UKM Pers di Unikarta.
Pada bulan Desember 2024 , mereka mengadakan musyawarah besar yang bertujuan untuk melaksanakan persiapan pembentukan UKM. Mereka juga mulai mengajukan Surat Keputusan (SK) ke pihak universitas yang disambut baik oleh berbagai pihak.
Kegiatan pertama yang dilakukan oleh UKM ini menjelang pelantikan adalah upgrading pengurus yang membahas peluang kerja di dunia pers dan jurnalistik sebagai bekal bagi pengurus baru.
Sebagai bukti jika UKM Pers adalah UKM yang konsisten dan akan menunjukkan eksistensinya di kampus, pada 26 Februari 2025 pelantikan dan diskusi publik UKM Pers dengan memilih Ghani sebagai Ketua periode 2024-2025.
Ghani menyebutkan selama kuliah targetnya jelas untuk mendapatkan berbagai pengalaman yang berbeda.
Ia juga tidak memiliki target yang ingin dicapai secara spesifik karena menurutnya hal tersebut bersifat dinamis dan mudah berubah seiring berjalannya waktu dan kondisi.
Namun, untuk UKM Pers, Ghani menginginkan di awal kepemimpinan ini agar mahasiswa yang tergabung di UKM bisa fokus untuk memperdalam ilmu dan tidak terlalu memikirkan untuk mengejar popularitas secara instan. Karena menurutnya hal tersebut lebih penting untuk regenerasi ke depan.
Di tengah menurunnya minat mahasiswa untuk mempelajari mengenai daerah dan tingkat literasi yang mulai menurun, Ghani merasa UKM Pers memiliki kesempatan yang besar untuk melakukan pemberitaan bukan hanya menyangkut kampus tetapi juga isu daerah sebagai perpanjangan tangan dan aspirasi masyarakat.
Karena tidak memiliki pengalaman di bidang keorganisasian, Ghani mengaku untuk menyatukan berbagai pemikiran menjadi sebuah tantangan tersendiri baginya. Mulai dari pandangan yang berbeda, kultur hingga kebiasaan yang berbeda dari setiap anggota. Namun, sejauh ini ia tidak memiliki kesulitan besar dalam mengembangkan UKM karena dukungan dan semangat dari anggota yang mendukung dan membantunya.
Ghani berkeinginan untuk membentuk UKM Pers agar dijadikan sebagai wadah bagi para anggotanya mengembangkan bakat mereka juga aspirasi serta sebagai wadah yang aktif dalam menyuarakan isu-isu daerah maupun nasional.
UKM Pers bukan hanya berfokus pada pemberitaan tetapi juga meluas hingga ranah akademisi seperti pembuatan karya tulis ilmiah. Seiring berjalannya waktu, hal tersebut akan terus diusahakan dan menjadi targetnya ke depan.
Sejauh ini, perubahan terbesar yang ia rasakan setelah masuk ke dunia organisasi adalah ia menyadari jika hal-hal seperti kemampuan berbicara di depan publik, kemampuan untuk bersosialisasi, juga hal-hal lain tidak bisa didapatkan hanya di dalam ruang kelas perkuliahan. Bagi Ghani yang semasa sekolahnya tidak pernah masuk ke organisasi, berbicara di depan umum dengan percaya diri dan nyaman adalah sebuah pencapaian yang besar.
Bercermin dari dirinya di masa lalu, Ghani kini sudah berlayar begitu jauh. Meski begitu, Ghani menyampaikan agar tidak lupa dengan diri di masa lalu karena dari sanalah terbentuk dirinya yang sekarang dan sebagai bekal untuk masa yang akan datang.
Ia juga turut mengajak seluruh mahasiswa di Unikarta untuk berorganisasi. Dari pengalamannya, ada banyak dampak baik yang berubah sejak ia masuk ke organisasi internal maupun eksternal.
Dia juga berharap UKM Pers bisa terus bertindak profesional dan saling merangkul satu sama lain. Teruslah berkarya, tidak perlu besar karena karya sekecil apa pun akan sangat berarti bagi orang yang bisa menghargai. (*)
Penulis: Hanna
Editor: Ufqil Mubin