Search

Miftahul Janah, Perempuan Tangguh di Balik Kemajuan MTs Al-Kautsar Tenggarong

Kepala MTs Al-Kautsar, Miftahul Janah (Berita Alternatif/Rian)

BERITAALTERNATIF.COM – Miftahul Janah adalah perempuan asli dari Tenggarong yang lahir dan besar di ibukota Kabupaten Kukar itu. Kepala MTs Al-Kautsar Tenggarong ini lahir pada 13 Januari 1995, anak kedua dari tiga bersaudara. Ayahnya merupakan mantan kepala madrasah, sementara sang ibu pedagang di Pasar Tangga Arung.

Berbeda dengan anak-anak pada umumnya yang kerap bermain, masa kecil dia lebih banyak habiskan di pasar. Setiap hari mulai dari makan, mandi, hingga belajar dilakukan di lingkungan pasar. Bahkan sebelum masuk sekolah, Janah mengisi waktunya untuk belajar berhitung dan menulis di pasar menggunakan dinding khusus yang dibuatkan sang ayah.
Titik balik kehidupan keluarganya terjadi pada tahun 1997. Kala itu, terjadi kebakaran hebat yang melanda Pasar Tangga Arung. Si jago merah pada peristiwa tersebut melahap habis seluruh ruko beserta barang dagangan milik mereka. Sejak saat itu, mereka berupaya sekuat tenaga untuk membangkitkan kembali ekonomi keluarga.

Tidak hanya hebat dalam memimpin madrasah, ayahnya juga merupakan pebisnis yang jeli melihat peluang pasar. Mereka semula hanya berjualan pakaian jadi, dapat menyesuaikan jenis dagangan dengan kebutuhan konsumen yang tengan naik daun. Mulai dari menjual baju sekolah anak, pakaian muslimah menjelang Ramadan, hingga pakaian kekinian menjelang Natal. Sehingga, roda ekonomi keluarganya pun perlahan membaik.

Advertisements

Pendidikan dan Karier

Janah memulai pendidikan dasar di SD Negeri 002 Tenggarong.rong. Setelah lulus, ia melanjutkan jenjang menengah pertama dia MTs Al-Kautsar Tenggarong. Lulus pada 2010, dia memutuskan untuk masuk ke SMA Negeri 1 Tenggarong sebagai tujuan selanjutnya. Pada 2013, Janah berhasil menamatkan jenjang SMA serta melanjutkan pendidikan di salah satu perguruan tinggi di Samarinda. Di kampus tersebut, ia mengambil jurusan Pendidikan Bahasa Indonesia. Pilihan jurusan itu terinspirasi dari sosok guru Bahasa Indonesia SMA yang sangat ia kagumi, hingga menumbuhkan minatnya untuk menjadi seorang pendidik.

Baru berjalan satu tahun kuliah, tepatnya di semester 3 dia memutuskan untuk menerima pinangan dari pria yang dicintainya hingga saat ini. Status baru sebagai istri membuatnya memikul tanggung jawab ganda. Oleh karena itu, Janah pun memutuskan untuk menetap di Tenggarong bersama sang suami, sehingga harus pulang-pergi ke Samarinda ketika ada jadwal kuliah. Setiap pagi Janah harus menyiapkan dagangan untuk kantin sekolah sebelum berangkat kuliah. Ia mengakui bahwa saat-saat itu menjadi salah satu masa paling sibuk dalam hidupnya, karena harus membagi waktu antara kuliah, keluarga, dan berdagang.

Pada 2017, di tengah kesibukan mengurus rumah tangga dan menyelesaikan skripsi, dia mendapat tawaran untuk mengajar di MTs Al-Kautsar. Kala itu, ada salah seorang guru yang mengundurkan diri karena telah diterima menjadi PNS. Janah pun harus bekerja keras untuk pandai membagi waktu antara menyelesaikan skripsi dengan cepat, mengajar, dan berdagang.

Di masa awal menjadi guru, ia hanya mengajar di tiga kelas mata pelajaran Bahasa Indonesia. Seiring berjalannya waktu, tanggung jawab yang diamanahkan kepadanya pun kian bertambah. Mulai dipercaya menjadi wali santri, hingga akhirnya diangkat menjadi kepala madrasah. Dia menggantikan mendiang Kepala MTs Al-Kautsar Tenggarong yang telah mengabdikan diri selama 18 tahun tanpa pernah mau menerima gaji. Beliau mendedikasikan hidupnya untuk mengurus madrasah serta memperjuangkan kesejahteraan para guru dengan penuh keikhlasan.

Sebagai kepala madrasah, Janah memiliki visi untuk mengembangkan hal-hal yang sudah ada. Ia berusaha memperbaiki serta memperkuat program-program madrasah agar tidak tertinggal di tengah persaingan dengan sekolah-sekolah lain yang terus bermunculan.
Sebelum memimpin MTs Al-Kautsar Tenggarong, madrasah belum memiliki kegiatan di luar jam pelajaran utama. Oleh karena itu, dia menilai harus ada ekstrakulikuler untuk menambah kegiatan di sekolah. Janan juga menggagas program-program baru, termasuk Jumat Mengaji yang bertujuan membantu siswa-siswa yang masih kurang lancar dalam membaca Alquran. Selama ini, mengaji hanya dilakukan di kelas saat mata pelajaran Alquran & Hadis. Maka dari itu, ia ingin program baru tersebut meningkatkan kemampuan mengaji para siswa serta membangun suasana madrasah yang lebih religius. Selain itu, dia juga sangat peduli terhadap kesejahteraan guru. Janah menyadari bahwa pendapatan para guru madrasah masih sangat minim, bahkan sering kali tidak mencukupi kebutuhan hidup. Sehingga, banyak guru yang terpaksa melakukan pekerjaan sampingan untuk menutupi kekurangan tersebut. Oleh sebab itu, Janah ingin MTs Al-Kautsar bisa menjadi tempat para guru memperoleh penghasilan utama yang layak.

Kerja keras serta dedikasi Janah mulai membuahkan hasil. Tahun ajaran baru 2025/2026, jumlah peserta didik yang mendaftar di MTs Al-Kautsar Tenggarong meningkat signifikan dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya.

Ia berharap MTs Al-Kautsar Tenggarong bisa terus berkembang serta dapat menyesuaikan dengan perubahan. Dia sangat menyadari bahwa dengan semakin banyaknya sekolah-sekolah baru, para wali santri akan selalu membuat perbandingan. Maka dari itu, Janah ingin kerja sama seluruh tim MTs Al-Kautsar Tenggarong dapat terus terjalin dengan baik agar bisa menghasilkan prestasi serta membawa madrasah ke arah yang lebih baik. (*)

Penulis: Hanna

Editor: M. As’ari

Advertisements

Bagikan

Kunjungi Berita Alternatif di :

BERITA TERKAIT

POPULER BULAN INI
INDEKS BERITA