BERITAALTERNATIF.COM – Pengamat ekonomi dari Universitas Mulawarman Samarinda Aji Sofyan Effendi mendukung langkah Pemkot Samarinda memindahkan para pedagang dari Pasar Subuh ke Pasar Beluluq Lingau.
Sofyan memulai argumentasinya dalam kasus ini dengan menyebut pemerintah bertugas melakukan pembangunan di berbagai aspek. Semangatnya adalah mendorong perbaikan. “Dari yang kurang bagus menjadi bagus,” katanya kepada awak media Berita Alternatif pada Sabtu (10/5/2025).
Dia mengungkapkan bahwa Wali Kota Samarinda Andi Harun memiliki perhatian besar terhadap penataan pasar di Ibu Kota Provinsi Kalimantan Timur tersebut.
Sejumlah pasar di Kota Tepian, lanjutnya, diperbaiki secara bertahap oleh Andi sejak menjabat sebagai wali kota Samarinda. “Kayak Pasar Pagi. Hampir 40 tahun tidak tersentuh pembangunan. Begitu pak Andi Harun menjabat, beliau langsung membuat Pasar Pagi yang mewah,” terangnya.
Ia meyakini Pasar Segiri juga akan ditata dan diperbaiki oleh mantan anggota DPRD Provinsi Kaltim tersebut. Meskipun belum optimal, Pasar Sungai Dama pun telah diatur oleh Andi sehingga lebih layak dan bersih dibandingkan sebelumnya.
Pasar Subuh dinilai Sofyan memiliki posisi yang kurang strategis. Jalan menuju pasar ini juga tergolong sempit.
Selain itu, potensi kebakaran Pasar Subuh terbilang tinggi. Apalagi posisinya berada di tengah-tengah pemukiman padat penduduk.
“Kita tahu pasar itu kan sering sekali kebakaran karena berbagai faktor penyebab. Dan itu bisa berdampak pada masyarakat di sekitarnya,” jelas dia.
Ia juga menyinggung keberadaan Pasar Subuh saat ini yang menimbulkan kemacetan lalu lintas. “Karena dia satu jalur,” ucapnya.
Atas dasar itu, Sofyan mendukung langkah Andi memindahkan para pedagang dari pasar tersebut. Relokasi pun menjadi solusi yang tepat untuk mewujudkan Pasar Subuh yang lebih layak.
Dari segi mikroekonomi, dia menjelaskan, pemindahan pasar ini membuat para pedagang mendapatkan tempat yang lebih layak dibandingkan di Pasar Subuh.
“Dalam arti kata, layak listrik, ledeng, layak tempat berjualan. Kan harus begitu. Tidak kumuh lagi. Konsumen juga akan merasa nyaman. Dan pada akhirnya akan mengakibatkan peningkatan penghasilan pedagang-pedagang lapak itu,” tegasnya.
Ia menerangkan bahwa secara makroekonomi pun pemindahan Pasar Subuh akan membawa dampak positif bagi pertumbuhan ekonomi daerah.
“Pendapatan per kapita akan meningkat. Mengurangi angka pengangguran. Banyak orang yang terlibat untuk bekerja di situ. Dan pada akhirnya akan mengurangi angka kemiskinan,” katanya.
Sofyan membantah pernyataan para pedagang yang menyebut pemindahan para pedagang Pasar Subuh ke Pasar Beluluq Lingau akan menurunkan pendapatan mereka.
Dia memaknai pendapat tersebut sebagai asumsi yang tergolong lemah. Dasarnya, para pedagang Pasar Subuh menjual produk yang tak dijual oleh para pedagang lain di sejumlah pasar di Samarinda.
Pemindahan para pedagang ini juga berada dalam satu wilayah yang sama. Meskipun posisinya relatif jauh dari posisi semula, konsumen akan tetap membeli produk yang dijajakan para pedagang di Pasar Beluluq Lingau yang berlokasi di Kelurahan Sempaja.
“Barang-barang yang dijual di Pasar Subuh itu spesifik enggak? Di mana penjualnya selain di Pasar Subuh? Ada enggak pesaingnya? Enggak ada. Artinya, dia berada dalam posisi monopolistic competition. Kalau dia berada dalam posisi monopolistic competition, di mana pun lokasinya tidak masalah. Toh posisinya juga masih di Samarinda,” tegasnya.
Penurunan pendapatan para pedagang yang sebelumnya berjualan di Pasar Subuh saat berjualan di Pasar Beluluq Lingau disebutnya tidak menjadi tanggung jawab Pemkot Samarinda.
Pemkot Samarinda juga dikatakannya tak memiliki tanggung jawab untuk menjamin peningkatan pendapatan para pedagang tersebut.
“Tugas pemerintah itu melakukan perbaikan lokasi, melakukan kelayakan kepada para pedagang agar lebih manusiawi, memberikan kemudahan-kemudahan agar lebih baik. Menyangkut rezeki, bagaimana mungkin Pemerintah Kota mengatur rezeki para pedagang? Bagaimana mekanismenya? Enggak ada kan? Enggak ada referensi mengenai itu,” pungkasnya. (*)
Penulis & Editor: Ufqil Mubin