BERITAALTERNATIF.COM – Direktur Utama Perumda Tirta Mahakam, Suparno, menegaskan bahwa peningkatan pelayanan air bersih bagi masyarakat menjadi prioritas utama perusahaan, sekaligus sebagai strategi untuk mendukung peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kutai Kartanegara.
Menurutnya, meski Perumda Tirta Mahakam berstatus sebagai Badan Usaha Milik Daerah (BUMD), peran sosialnya dalam menyediakan pelayanan publik tetap menjadi yang utama.
“Prioritas kami adalah mempercepat pelayanan bagi masyarakat yang belum terjangkau. Karena PDAM ini sifatnya sosial, berbeda dengan BUMD lain. Pelayanan dasar kepada masyarakat adalah hal utama sebelum berbicara keuntungan,” jelasnya kepada awak media Berita Alternatif di Kantor Bupati Kukar pada Jumat (31/10/2025).
Namun demikian, dia menyebutkan bahwa rencana keuntungan atau surplus operasional yang diperoleh akan diinvestasikan kembali untuk memperluas dan mempercepat cakupan layanan air bersih di seluruh wilayah Kukar. “Jadi, pendapatan kami akan kembali ke pelayanan,” ujarnya.
Suparno mengungkapkan, saat ini Perumda Tirta Mahakam telah memiliki 34 unit pelayanan di 20 kecamatan. Hampir seluruh kecamatan sudah memiliki instalasi pengolahan air, namun masih ada beberapa desa di wilayah terpencil yang belum terlayani.
“Dari 20 kecamatan, kami memiliki 34 unit cabang. Namun memang masih ada beberapa desa yang belum bisa terlayani, terutama di daerah terluar seperti Tabang. Karena itu setiap tahun harus ada penambahan kapasitas dan jaringan,” katanya.
Tantangan terbesar, lanjutnya, adalah ketersediaan dana untuk membangun dan memperluas jaringan. Meskipun demikian, dia memastikan bahwa upaya peningkatan layanan tetap berjalan setiap tahun.
“Setiap tahun pasti ada program perluasan jaringan dan peningkatan kapasitas. Tinggal bagaimana kemampuan pendanaan daerah dan perusahaan,” tuturnya.
Terkait kontribusi Perumda Tirta Mahakam terhadap PAD Kukar, ia menjelaskan bahwa sumber utama pendapatan perusahaan berasal dari tarif pelanggan. Namun, tarif yang berlaku saat ini masih tergolong rendah dibandingkan daerah lain di Kalimantan Timur.
“Tarif air itu menjadi urat nadi kami untuk operasional. Saat ini tarif PDAM di Kukar masih yang paling rendah dibanding daerah lain. Penyesuaian tarif bisa menjadi salah satu cara agar perusahaan tetap sehat secara finansial,” jelasnya.
Suparno menambahkan, penyesuaian tarif bukan berarti membebani masyarakat, melainkan upaya agar perusahaan dapat memperoleh keuntungan wajar untuk kemudian digunakan kembali memperluas pelayanan.
“Kalau tarifnya tidak sesuai dengan biaya minimal pelayanan, tentu akan menghambat operasional. Penyesuaian tarif harus tetap dalam batas wajar, mengacu pada aturan dan ketentuan hukum yang berlaku,” tegasnya.
Meski belum memastikan kapan penyesuaian tarif akan dilakukan, dia menegaskan bahwa seluruh langkah kebijakan akan diarahkan pada keseimbangan antara pelayanan publik dan kemandirian finansial perusahaan.
“Agar perusahaan tetap bisa melayani masyarakat dengan baik sekaligus berkontribusi pada PAD Kukar,” pungkasnya. (*)
Penulis: Ulwan Murtadha
Editor: Ufqil Mubin











