Oleh: Lady Arounda Sophystikatty*
Gudang adalah jantung dari sistem logistik. Di dalamnya berlangsung berbagai aktivitas mulai dari penerimaan barang, penyimpanan, pengelolaan stok, hingga distribusi ke konsumen. Pekerjaan ini banyak mengandalkan kuli gudang, yaitu para pekerja yang sehari-hari berinteraksi langsung dengan barang-barang yang harus diangkat, dipindahkan, disusun, maupun dibongkar.
Namun, pekerjaan kuli gudang sering kali penuh risiko. Tidak jarang kita mendengar kasus cedera otot, punggung, atau sendi akibat beban kerja yang berat. Padahal, risiko tersebut dapat diminimalkan dengan penggunaan alat bantu angkat.
Artikel ini akan membahas lebih jauh tentang bahaya angkat manual, jenis-jenis alat bantu angkat, serta manfaat besar yang diperoleh dari penggunaannya.
Banyak kuli gudang masih mengandalkan tenaga manusia untuk mengangkat beban, mulai dari karung beras 50 kg, drum kimia, hingga kotak besar berisi produk. Aktivitas angkat-mengangkat dengan tenaga manusia memang masih banyak dilakukan, terutama di gudang tradisional. Namun, jika tidak dikendalikan, hal ini membawa dampak serius, baik jangka pendek maupun jangka panjang. Berikut beberapa contoh dampak negatif yang dapat disebabkan oleh aktivitas angkat beban tanpa alat bantu:
Pertama, cedera otot dan tulang belakang (low back pain) akibat mengangkat beban berlebih. Banyak kasus pekerja mengalami terkilir, jatuh karena beban terlalu berat, atau terjepit saat menurunkan barang. Cedera semacam ini bisa membuat pekerja harus berhenti bekerja selama berhari-hari.
Kedua, kelelahan fisik berlebihan yang mengurangi produktivitas dan meningkatkan risiko kecelakaan.
Ketiga, kecelakaan kerja seperti terpeleset, terjatuh, atau tertimpa barang saat memindahkan beban berat.
Keempat, gangguan kesehatan jangka panjang, misalnya kerusakan sendi, yang bisa menurunkan kualitas hidup pekerja. Angkat manual berlebihan dapat memicu penyakit tulang belakang seperti low back pain atau hernia diskus, serta gangguan sendi lutut. Kondisi ini biasanya tidak muncul langsung, tetapi baru terasa setelah bertahun-tahun bekerja.
Kelima, produktivitas menurun. Kuli gudang yang kelelahan akibat mengangkat barang berat tidak bisa bekerja dengan maksimal. Kecepatan bongkar muat berkurang, bahkan risiko kesalahan kerja meningkat.
Untuk menjawab tantangan tersebut, kini banyak perusahaan mulai menggunakan alat bantu angkat. Fungsinya sederhana: mengurangi beban fisik pekerja dan meningkatkan efisiensi kerja. Berikut beberapa jenis alat bantu angkat yang umum dijumpai di gudang:
Pertama, hand pallet. Alat sederhana dengan tuas hidrolik yang digunakan untuk memindahkan pallet berisi barang. Kapasitasnya bisa mencapai 2-3 ton.
Kedua, forklift. Endaraan khusus untuk mengangkat barang berat, baik horizontal maupun vertikal. Forklift bisa mengangkat beban hingga puluhan ton dan menjangkau rak penyimpanan tinggi.
Ketiga, trolley dan kereta dorong membantu memindahkan barang dalam jumlah menengah dengan lebih ringan.
Keempat, conveyor. Biasanya digunakan di gudang modern. Conveyor membantu mengalirkan barang secara otomatis dari satu titik ke titik lain, sehingga pekerja hanya perlu melakukan pengawasan.
Kelima, chain block. Alat mekanis yang digunakan untuk mengangkat barang berat secara vertikal, misalnya drum, mesin, atau komponen besar.
Dengan adanya alat bantu tersebut, beban kerja fisik pekerja berkurang signifikan. Pekerja tidak lagi harus memaksakan diri mengangkat barang berat dengan tenaga murni, melainkan mengoperasikan atau mengendalikan alat.
Penggunaan alat bantu angkat memiliki banyak manfaat, antara lain:
Pertama, meningkatkan keselamatan kerja. Risiko cedera akibat angkat manual berkurang drastis. Risiko cedera akibat beban berlebih berkurang drastis. Pekerja tidak lagi dipaksa mengangkat manual barang yang membahayakan kesehatan mereka.
Kedua, meningkatkan produktivitas. Proses bongkar muat menjadi lebih cepat dan efisien karena proses bongkar muat yang sebelumnya membutuhkan waktu lama bisa dipersingkat. Sebuah forklift, misalnya, bisa menggantikan kerja beberapa orang sekaligus dalam memindahkan barang.
Ketiga, mengurangi kelelahan pekerja. Tenaga dapat difokuskan untuk pekerjaan lain yang membutuhkan ketelitian.
Keempat, efisiensi biaya. Meskipun ada investasi awal, penggunaan alat bantu dapat mengurangi biaya akibat kecelakaan kerja atau absensi pekerja.
Kelima, menciptakan lingkungan kerja yang ergonomis. Pekerjaan fisik yang berlebihan dapat digantikan oleh teknologi.
Meski manfaatnya besar, penerapan alat bantu angkat juga memiliki tantangan:
Pertama, investasi awal yang tinggi, misalnya untuk membeli forklift atau conveyor.
Kedua, keterampilan operator. Pekerja perlu pelatihan untuk mengoperasikan alat dengan benar dan aman.
Ketiga, perawatan berkala agar alat bantu tetap awet dan tidak menjadi sumber bahaya baru.
Namun, tantangan ini bukan alasan untuk mengabaikan penggunaan alat bantu. Justru, investasi di bidang keselamatan akan memberikan manfaat jangka panjang bagi perusahaan maupun pekerja.
Pekerjaan kuli gudang adalah pekerjaan berat yang penuh risiko jika hanya mengandalkan tenaga manusia. Oleh karena itu, alat bantu angkat memegang peranan vital dalam melindungi kesehatan pekerja sekaligus meningkatkan efisiensi operasional gudang. Perusahaan harus mulai berpikir jangka panjang: berinvestasi pada keselamatan pekerja bukanlah biaya, melainkan investasi yang menghasilkan produktivitas lebih tinggi, efisiensi biaya, dan kesejahteraan pekerja yang lebih baik.
Dengan penerapan alat bantu angkat yang tepat, gudang tidak hanya menjadi tempat kerja yang lebih aman, tetapi juga lebih modern dan berdaya saing. Dengan begitu, pekerjaan kuli gudang bisa lebih aman, produktif, dan berkelanjutan. (*Mahasiswa Magister Kesehatan Masyarakat Universitas Mulawarman)